Metaverse bisa menjadi peluang tempat belajar yang hebat dan akan selalu menyenangkan serta menginspirasi dalam pembelajaran!
Oleh : Indra Riswadinata Ditulis pada 12 September 2022
ada apa dengan metaverse?
Akhir-akhir ini pemilik akun TikTok @tommythings dan @reyfrangswa memperagakan aktifitasnya dengan melibatkan teknologi virtual reality dan augmanted reality. Sebagaimana kita ketahui beberapa waktu yang lalu, teknologi virtual reality dan augmanted reality digaungkan kembali oleh Mark Elliot Zuckerberg dengan istilah Metaverse. Mark ingin, mentransformasi facebooknya yang sudah dihubungkan dengan WhatsApp dan Instagram. Mark Elliot Zuckerberg ingin menaikan levelnya dengan membuat suatu merek untuk korporasinya yaitu Meta. Dari konsep inilah Mark Elliot Zuckerberg membangun konsep metaverse yang sudah lama diperbincangkan orang.
Metaverse merupakan dunia virtual online dan real-time yang dapat kita akses dengan menggunakan teknologi virtual reality dan augmanted reality. Sebagaimana sebuah dunia didalamnya, ada manusia (secara virtual) yang yang bisa saling berkomunikasi, berkolaborasi dan bersinergi. Sudah ada sejak tahun 1970-an, akan tetapi belakangan ini muncul kembali bersamaan dengan istilah artificial intelegent.
apa bedanya antara augmanted reality dan virtual reality?
Augmanted Reality
Realitas yang dionlinekan, ditambahkan, dilengkapi, dan diperkaya, dari realitas dunia fisik yang kita lihat sehari-hari. Misalnya kita melihat ada Batu dan papan informasi sederhana, melalui kamera Gadget kita (smartphone, tablet), kita pindai QrCode (atau objek tertentu sebagai “marker“) tiba-tiba selain melihat batu tersebut (secara realitas), kita bisa melihat juga ada tulisan batu tersebut, informasi jenis mineral batuannya, usia batu, link video informasi, dan Virtual Lab Tour untuk melihat batu tersebut secara virtual
Realitas yang divirtualkan, artinya gak ada realitas secara fisik, tapi kita melihatnya secara virtual seolah-olah itu ada di depan kita. Virtual reality disarankan menggunakan alat tambahan seperti oculus supaya ketutup semua mata kita dan tiba-tiba kita melihat kita berada di lingkungan yang berbeda sama sekali yaitu realitas yang divirtualisasi
Virtual Reality sudah mulai diterapkan dalam dunia pendidikan. Melalui konsep multimedia dan tiga dimensi, dapat digunakan untuk menunjang pendidikan serta meningkatkan efektivitas belajar murid
Dilansir dari Accer for education, berikut contoh penerapan Virtual Reality dalam proses belajar.
1. Sistem pencernaan pada Biologi
Materi tentang sistem pencernaan manusia sulit untuk dilihat secara langsung karena sebagian besar berada di dalam tubuh. Menggunakan alat peraga pun masih dianggap konvensional, karena tidak bisa menampilkan aliran darah, denyut jantung, atau organ lainnya saat bekerja dalam tubuh.
Maka dari itu, penerapan VR dalam mata pelajaran Biologi ini dapat menjadi solusi dari kendala tersebut. VR sebagai alternatif media pembelajaran untuk mengenalkan sistem pencernaan pada manusia yang mampu membuat murid tertarik mempelajarinya.
2. Geometri pada Matematika
Mata pelajaran Matematika juga bisa dilakukan dengan VR. Salah satunya, materi Geometri yang membahas mengenai bentuk, ukuran, posisi relatif gambar, dan sifat ruang. Misalnya pada materi bangun ruang, murid bisa mempelajari tentang kerucut, bola, silinder, dan kurva polihedra dalam ruang tiga dimensi.
3. Permukaan Bumi pada Geografi
VR pada mata pelajaran Geografi juga bisa diterapkan. Misal, pada materi tentang permukaan Bumi. Biasanya murid hanya melihat melalui gambar-gambar di buku atau video. Adanya teknologi untuk pendidikan seperti VR, murid dapat melihat jelas secara bentuk layaknya di dunia nyata. Terlebih, salah satu keunggulan VR dalam pembelajaran Geografi adalah kemampuannya untuk mempresentasikan alam dengan bidang yang luas.
4. Artefak dan candi pada Sejarah
Mempelajari masa lalu juga bisa menggunakan teknologi ini. Artefak atau candi di masa lalu hanya bisa dilihat dari gambar atau video yang cenderung membosankan. Penerapan VR dalam pembelajaran Sejarah memungkinkan murid melihat keadaan lingkungan dan sosial masa lalu, termasuk pada benda-benda peninggalan sejarahnya. Hal ini mendorong interaksi dan berpikir kritis murid mengenai kehidupan masa lalu.
5. Luar angkasa pada Astronomi
Mempelajari alam semesta secara langsung biasanya sekolah-sekolah mengunjungi bangunan Planetarium dan Observatorium. Di sana, terdapat alat peraga planet dan benda-benda langit, sekaligus simulasi langit malam. Namun, hal itu kurang efisien, terlebih di masa pandemi.
Penerapan teknologi VR memungkinkan murid dapat mempelajari alam semesta di kelas bahkan di rumah. Dengan konsep 3D yang ditampilkan, mengenal planet dan benda luar angkasa lainnya lebih jelas dibandingkan dengan visual di buku atau video.
6. Praktikum operasi bedah pada pendidikan kedokteran
Teknologi ini juga memberi manfaat pada sekolah calon dokter yang tengah belajar melakukan operasi bedah. Dibandingkan harus menggunakan boneka atau tubuh manusia, penggunaan VR dalam pelatihan dokter ini lebih efisien, karena bisa meminimalisir biaya dan hasil latihan bisa dianalisis mendalam.
7. Pelatihan pilot pada pendidikan penerbangan
Calon pilot atau pilot sekalipun dapat berlatih menerbangkan pesawat tanpa menerbangkan pesawat asli. Hal ini juga efektif dan mengurangi risiko kecelakaan. Terlebih jika melakukan pelatihan pilot tempur, murid dapat berlatih menembak tanpa harus membuang-buang peluru asli, karena VR mensimulasikan keadaan di lingkungan virtual sama persis seperti lingkungan nyata.