Beberapa hari ini, di media sosial sedang viral video tampilan memukau Putri Ariani yang meraih Golden Buzzer (penghargaan istimewa ) di acara bakat America’s Got Talent” (AGT). Simak videonya di sini. Bernama lengkap, Ariani Nisma Putri, lahir 31 Desember 2005 di Bangkinang, Kampar, Riau, merupakan anak dari pasangan Ismawan Kurnianto dan Reni Alfianty.
Dari kacamata saya sebagai Widyaiswara, fenomena luar biasa ini adalah bukti bahwa Pendekatan pembelajaran berbasis peserta didik telah terjadi dan bekerja dengan baik. Banyak diantara kita yang mengadalkan kepada pendekatan teknologi karena alih-alih mengikuti zaman yang serba digital. Richard E. Mayer menyampaikan, Jika kita merancang presentasi (pembelajaran) yang canggih secara teknologi, estetis dan kaya informasi, maka kita akan gagal mempertimbangkan faktor-faktor relevan yang berkaitan dengan manusia atau kebutuhan manusia dalam suatu konteks tertentu.
Saya meyakini, orang tua dan guru-guru Putri Ariani mendalami dan mengimplementasikan pendekatan pembelajaran berbasis individualisasi. Pendekatan ini mendalami tentang gaya belajar, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik.
Pemahaman mendalam tentang gaya belajar membantu Widyaiswara/Guru untuk mengidentifikasi cara terbaik dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Setiap individu memiliki preferensi belajar yang berbeda-beda, seperti belajar melalui pendengaran, penglihatan, gerakan fisik, atau melalui pemikiran abstrak. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didik, Widyaiswara dapat menyusun strategi pembelajaran yang sesuai, seperti menggunakan metode pengajaran yang menggabungkan visual, auditori, dan kinestetik.
Selain itu, memahami minat peserta didik dapat membantu Widyaiswara untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan. Dengan menyesuaikan materi pembelajaran dengan minat mereka, peserta didik cenderung lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar. Widyaiswara dapat mengaitkan konsep-konsep pembelajaran dengan minat dan pengalaman peserta didik, sehingga mereka merasa terhubung dengan materi yang dipelajari.
Kemampuan peserta didik juga perlu dipahami agar Widyaiswara dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, baik dalam hal kecerdasan, keterampilan, maupun pengetahuan. Dengan memahami kemampuan individu, Widyaiswara dapat menyajikan materi pembelajaran secara bertahap, mulai dari tingkat yang lebih mudah hingga lebih kompleks, sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik.
Terakhir, pemahaman tentang kebutuhan peserta didik membantu Widyaiswara dalam menyediakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan khusus, seperti peserta didik dengan kebutuhan pendidikan khusus, bahasa ibu yang berbeda, atau kebutuhan sosial dan emosional. Widyaiswara perlu memperhatikan kebutuhan ini dan menyediakan dukungan yang diperlukan agar semua peserta didik dapat belajar dengan sukses.
Dengan memperhatikan pemahaman mendalam tentang gaya belajar, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik, Widyaiswara dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif dan berarti. Pendekatan ini memungkinkan Widyaiswara untuk mengindividualisasi pembelajaran, menyesuaikan metode, materi, dan pendekatan pengajaran sesuai dengan keunikan setiap peserta didik.
Terima kasih telah membaca artikel ini,
Salam Hormat,