ASN Periset,
Cerdas Digital

Kenali 8 Wilayah, 3 Tingkat dan 24 Kompetensi Kecerdasan Digital dalam Kegiatan Riset

Kerangka Kerja Kecerdasan Digital

Kerangka kerja Kecerdasan Digital diciptakan oleh Dr. Yuhyun Park dan dikembangkan melalui proses akademis yang ketat oleh tim risetnya yang berbasis di berbagai universitas termasuk Universitas Teknologi Nanyang, Institut Pendidikan Nasional di Singapura, Universitas Negeri Iowa dan banyak lainnya. Dr. Yuhyun Park pertama kali menerbitkan konsep dan struktur Kecerdasan Digital dalam dua artikel  yang diterbitkan oleh World Economic Forum pada 2016.  Sejak itu, kerangka kerja Kecerdasan Digital telah banyak digunakan oleh berbagai organisasi termasuk organisasi internasional, pemerintah lokal dan nasional, industri, dan sekolah.

(DQ Global Standards Report 2019 – DQ Insitute)

© 2019 DQ Institute

Sama seperti IQ dan EQ yang lahir setelah Revolusi Industri ke-2 dan ke-3 pada abad ke-19 dan ke-20, masing-masing, sekarang di abad ke-21, kita membutuhkan bentuk kecerdasan baru yang disebut DQ atau “Digital Intelligence Quotient/Kecerdasan digital”

Jadi Apa Kecerdasan Digital itu?

Seperangkat kompetensi digital yang komprehensif yang berakar pada nilai-nilai moral universal bagi individu untuk menggunakan, mengendalikan, dan menciptakan teknologi untuk memajukan umat manusia

8 Wilayah Kecerdasan Digital

Kecerdasan Digital adalah bentuk baru dari kecerdasan yang merupakan serangkaian kompetensi teknis, kognitif, meta-kognitif, dan sosio-emosional yang komprehensif yang didasarkan pada nilai-nilai moral universal yang memungkinkan individu untuk beradaptasi dengan tuntutan kehidupan digital

© 2019 DQ Institute

Identitas Digital

Kemampuan untuk membangun yang sehat identitas online dan offline

Penggunaan Digital

Kemampuan untuk menggunakan teknologi secara seimbang dan sehat

Keselamatan Digital

Kemampuan untuk memahami, memitigasi dan mengelola berbagai risiko dunia maya melalui penggunaan teknologi yang aman, bertanggung jawab, dan etis

Kemanan Digital

Kemampuan untuk mendeteksi, menghindari, dan mengelola berbagai tingkat ancaman dunia maya untuk melindungi data, perangkat, jaringan, dan sistem

Kecerdasan Emosional Digital

Kemampuan untuk mengenali, menavigasi, dan mengekspresikan emosi dalam interaksi digital dan antar pribadi seseorang

Komunikasi Digital

Kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain

Literasi Digital

Kemampuan untuk menemukan, membaca, mengevaluasi, mensintesis, membuat, mengadaptasi, dan berbagi informasi, media, dan teknologi

Hak Digital

Kemampuan untuk memahami dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dan hak hukum saat menggunakan teknologi

3 Tingkat Kecerdasan Digital

Individu dapat mengembangkan pemahaman dan penguasaan kompetensi digital yang lebih dalam, serta meningkatkan kehidupan digital sehari-hari, pekerjaan, dan karier profesional mereka sepanjang hidup mereka

Kewarganegaraan Digital

Kemampuan untuk menggunakan teknologi dan media digital dengan cara yang aman

Kreativitas Digital

Kemampuan untuk menjadi bagian dari ekosistem digital, dan untuk menciptakan pengetahuan, teknologi, dan konten baru untuk mengubah ide menjadi kenyataan

Daya Saing Digital

Kemampuan untuk memecahkan tantangan global, untuk berinovasi, dan untuk menciptakan peluang baru dalam ekonomi digital

24 Kompetensi Kecerdasan Digital

© 2019 DQ Institute

1. Identitas Warga Digital

Kemampuan untuk membangun dan mengelola identitas yang sehat sebagai warga digital dengan integritas

2. Penggunaan Teknologi yang Seimbang

Kemampuan untuk mengatur hidup seseorang baik online maupun offline secara seimbang dengan melakukan kontrol diri untuk mengatur waktu layar, multitasking, dan keterlibatan seseorang dengan media dan perangkat digital

3. Manajemen Risiko Perilaku Cyber

Kemampuan untuk mengidentifikasi, memitigasi, dan mengelola risiko cyber (misalnya, cyberbullying, pelecehan, dan penguntitan) yang terkait dengan perilaku online pribadi

4. Manajemen Kemanan Cyber Pribadi

Kemampuan untuk mendeteksi ancaman dunia maya (mis. peretasan, penipuan, dan malware) terhadap data dan perangkat pribadi, dan untuk menggunakan strategi keamanan dan alat perlindungan yang sesuai

5. Empati Digital

Kemampuan untuk menyadari, peka terhadap, dan mendukung perasaan, kebutuhan, dan kekhawatiran seseorang dan orang lain secara online

6. Manajemen Jejak Digital

Kemampuan untuk memahami sifat tapak digital dan konsekuensi kehidupan nyata mereka, untuk mengelolanya secara bertanggung jawab, dan untuk secara aktif membangun reputasi digital yang positif

7. Literasi Media dan Informasi

Kemampuan untuk menemukan, mengatur, menganalisis, dan mengevaluasi media dan informasi dengan alasan kritis

8. Manajemen Privasi

Kemampuan untuk menangani dengan bijaksana semua informasi pribadi yang dibagikan secara online untuk melindungi privasi seseorang dan orang lain

9. Identitas Digital C0-Creatior

Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan diri sendiri sebagai pencipta ekosistem digital

10. Penggunaan teknologi secara Sehat

Kemampuan untuk memahami manfaat dan bahaya teknologi pada kesehatan mental dan fisik seseorang dan untuk menggunakan penggunaan teknologi sambil memprioritaskan kesehatan dan kesejahteraan

11. Konten Manajemen Resiko Cyber

Kemampuan untuk mengidentifikasi, memitigasi, dan mengelola risiko cyber secara online (misalnya, konten berbahaya yang dihasilkan pengguna, konten rasis / penuh kebencian, penyalahgunaan berbasis gambar).

12. Manajemen Kemanan Jaringan

Kemampuan untuk mendeteksi, menghindari, dan mengelola ancaman dunia maya untuk lingkungan digital kolaboratif berbasis cloud.

13. Kesadaran Diri dan Manajemen

Kemampuan mengenali dan mengelola cara seseorang sistem nilai dan kompetensi digital cocok dengan lingkungan digital seseorang

14. Komunikai dan Kolaborasi Online

Kemampuan untuk menggunakan teknologi secara efektif untuk berkomunikasi dan berkolaborasi secara kolektif, termasuk dari kejauhan.

15. Pembuatan Konten dan Literasi Kompotasi

Kemampuan untuk mensintesis, membuat, dan menghasilkan informasi, media, dan teknologi secara inovatif dan kreatif.

16. Manajemen Hak Kekayaan Intelektual

Kemampuan untuk memahami dan mengelola hak kekayaan intelektual (misalnya, hak cipta, merek dagang, dan paten) saat menggunakan dan membuat konten dan teknologi

17. Identitas Pembuat Perubaan Digital

Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengembangkan diri sebagai pembuat perubahan yang kompeten dalam ekonomi digital.

18. Penggunaan Teknologi Masyarakat

Kemampuan untuk terlibat dalam partisipasi sipil untuk kesejahteraan dan pertumbuhan komunitas lokal, nasional, dan global menggunakan teknologi.

19. Komersial dan Komunitas Manajemen Resiko Cyber

Kemampuan untuk mengidentifikasi, memitigasi, dan mengelola risiko cyber atau komersial secara online, seperti upaya organisasi untuk mengeksploitasi individu secara finansial atau melalui persuasi ideologis (misalnya, pemasaran tersemat, propaganda online, dan perjudian).

20. Manajemen Kemanan Cyber Organisasi

Kemampuan untuk mengenali, merencanakan, dan mengimplementasikan pertahanan keamanan cyber organisasi.

21. Manajemen Hubungan

Kemampuan mengelola hubungan online seseorang dengan terampil melalui kerja sama, manajemen konflik, dan persuasi

22. Komunikasi Publik dan Massal

Kemampuan untuk berkomunikasi dengan audiens online secara efektif untuk bertukar pesan, ide, dan pendapat yang mencerminkan wacana bisnis atau masyarakat yang lebih luas

23. Data dan Literasi

Kemampuan untuk menghasilkan, memproses, menganalisis, menyajikan informasi yang bermakna dari data dan mengembangkan, menggunakan, dan menerapkan kecerdasan buatan dan alat algoritme serta strategi terkait untuk memandu pengambilan keputusan yang relevan, terinformasi, dan relevan secara kontekstual

24. Manajemen Hak Partisipatif

Kemampuan untuk memahami dan menggunakan kekuatan dan hak seseorang untuk berpartisipasi secara online (misalnya, hak mereka untuk perlindungan data pribadi, kebebasan berekspresi, atau untuk dilupakan)

100 Contoh Perilaku Periset Cerdas Digital

Membantu ASN periset, dalam memahami dan menerapkan kompetensi digital secara konkret dalam kegiatan riset sehari-hari. Setiap contoh dirancang agar selaras dengan peran ASN sebagai pelayan publik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan informasi

1. Digital Identity (Identitas Digital)

Kemampuan mengelola citra dan reputasi diri secara online.

  1. Menggunakan akun resmi institusi dalam publikasi ilmiah daring.

  2. Memastikan informasi pribadi di media sosial profesional (LinkedIn/Google Scholar) akurat.

  3. Menghindari penyebaran informasi pribadi yang tidak relevan dengan pekerjaan.

  4. Mengelola jejak digital secara berkala dengan memeriksa pencarian nama sendiri di internet.

  5. Menggunakan foto profil profesional pada akun penelitian.

  6. Tidak membagikan konten yang berpotensi merusak citra ASN Periset.

  7. Menghubungkan akun media sosial dengan publikasi ilmiah secara etis.

  8. Membangun personal branding sebagai peneliti melalui artikel di blog resmi lembaga.

  9. Menyusun portofolio digital penelitian di platform akademik.

  10. Menghindari “oversharing” hasil penelitian yang belum terverifikasi.

2. Digital Use (Penggunaan Digital)

Penggunaan perangkat digital dan platform secara sehat dan produktif.

  1. Mengatur waktu layar saat melakukan analisis data agar tidak lelah.

  2. Menggunakan mode malam untuk melindungi mata saat bekerja dengan laptop.

  3. Mengatur waktu istirahat saat marathon menulis artikel jurnal.

  4. Menggunakan aplikasi kalender digital untuk menjadwalkan kegiatan riset.

  5. Membatasi penggunaan media sosial selama jam kerja riset.

  6. Mematikan notifikasi saat melakukan telaah pustaka.

  7. Menggunakan perangkat lunak resmi untuk menghindari malware.

  8. Menyimpan cadangan hasil penelitian di cloud dengan aman.

  9. Menghindari penggunaan perangkat pribadi untuk menyimpan data rahasia lembaga.

  10. Menjaga kebugaran dengan memanfaatkan aplikasi olahraga digital.

3. Digital Safety (Keamanan Digital)

Perlindungan data pribadi dan perangkat digital.

  1. Mengaktifkan autentikasi dua faktor pada akun penelitian.

  2. Menggunakan password yang kuat dan berbeda untuk setiap platform.

  3. Tidak membuka tautan mencurigakan di email atau chat riset.

  4. Menyimpan hasil riset di cloud dengan enkripsi.

  5. Tidak menggunakan Wi-Fi publik saat mengakses data sensitif.

  6. Melakukan pembaruan sistem dan antivirus secara berkala.

  7. Menghindari penggunaan flashdisk sembarangan dalam perangkat kantor.

  8. Menyimpan dokumen penting di platform yang memiliki sertifikat keamanan.

  9. Menghapus data sensitif dari perangkat lama sebelum dibuang.

  10. Menggunakan VPN saat mengakses jurnal luar negeri dari lokasi publik.

4. Digital Security (Keamanan Siber)

Kemampuan memahami ancaman dan melindungi dari risiko digital.

  1. Mengikuti pelatihan keamanan siber untuk ASN.

  2. Melaporkan phishing kepada tim IT institusi.

  3. Tidak menyebarkan info akun email kantor ke pihak luar.

  4. Menghindari mengunggah dokumen riset ke situs yang tidak jelas keamanannya.

  5. Menyimpan backup hasil riset secara offline dan online.

  6. Menggunakan firewall pada laptop riset.

  7. Mewaspadai aplikasi yang meminta akses berlebihan.

  8. Tidak mengakses platform bajakan untuk mengolah data.

  9. Mengetahui cara mengenali situs resmi jurnal dan yang palsu.

  10. Menghapus cookies secara berkala untuk menjaga privasi.

5. Digital Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosi Digital)

Kemampuan berinteraksi secara empatik dan etis di ruang digital.

  1. Memberi respon sopan saat diskusi daring antarpeneliti.

  2. Menghindari debat emosional di forum ilmiah online.

  3. Menanggapi kritik riset secara profesional.

  4. Memberi pujian atau dukungan pada rekan riset yang mempublikasikan karya.

  5. Menghindari menyindir lembaga atau kolega di media sosial.

  6. Menerapkan empati saat membimbing peneliti muda secara daring.

  7. Mampu menenangkan konflik kolaborator riset melalui percakapan digital.

  8. Menyapa dengan sopan dalam setiap email atau chat resmi.

  9. Menghindari sarkasme dalam diskusi ilmiah via Zoom atau email.

  10. Tidak menyebarkan gosip kolega melalui grup WhatsApp riset.

6. Digital Communication (Komunikasi Digital)

Kemampuan menyampaikan pesan secara efektif di dunia digital.

  1. Membuat email riset dengan subjek yang jelas.

  2. Menggunakan bahasa baku dalam komunikasi profesional daring.

  3. Menyampaikan hasil riset melalui infografis di media sosial.

  4. Menggunakan emoji yang relevan saat diskusi informal daring.

  5. Mengirim follow-up email dengan sopan jika belum dibalas.

  6. Menyesuaikan gaya bahasa dengan platform (formal di email, ringkas di WhatsApp).

  7. Membuat presentasi riset dengan visual yang informatif.

  8. Menghindari huruf kapital semua dalam teks digital (terkesan marah).

  9. Menggunakan tools presentasi daring (Canva, Google Slides) untuk forum ilmiah.

  10. Membuat konten edukatif dari hasil penelitian untuk publik.

7. Digital Literacy (Literasi Digital)

Kemampuan menilai dan menggunakan informasi digital secara kritis.

  1. Mengecek kredibilitas jurnal sebelum dikutip.

  2. Menghindari menyebarkan hoaks yang terkait topik riset.

  3. Menggunakan AI (seperti ChatGPT) secara etis untuk bantu telaah pustaka.

  4. Membedakan opini dengan data dalam artikel daring.

  5. Menggunakan situs resmi dan data terbuka dalam penelitian.

  6. Menyitir sumber digital secara lengkap dan akurat.

  7. Mampu mengoperasikan perangkat lunak statistik untuk analisis data.

  8. Mengajarkan rekan cara menggunakan referensi digital.

  9. Membandingkan informasi dari beberapa sumber sebelum digunakan.

  10. Tidak mengambil mentah-mentah data dari internet tanpa analisis.

8. Digital Rights (Hak Digital)

Pemahaman tentang hak digital, lisensi, dan etika daring.

  1. Menyertakan lisensi creative commons pada publikasi terbuka.

  2. Tidak mengunggah dokumen rahasia institusi ke platform umum.

  3. Menghargai hak cipta penulis lain dengan mencantumkan kutipan.

  4. Menolak plagiarisme dan mengedukasi rekan sejawat.

  5. Tidak mengutip secara otomatis tanpa verifikasi isi sumber.

  6. Menggunakan data sekunder sesuai batasan penggunaannya.

  7. Tidak menyalahgunakan hak akses database institusi.

  8. Menghapus konten digital yang menyalahi aturan etik.

  9. Memastikan publikasi di jurnal predator tidak dilakukan.

  10. Melaporkan pelanggaran hak cipta digital kepada yang berwenang.

Perilaku Kolaboratif & Inovatif (Lintas Kompetensi)

  1. Mengadakan webinar riset berbasis digital.

  2. Membimbing peneliti muda lewat video call mingguan.

  3. Mengarsipkan proses riset dalam bentuk vlog ilmiah.

  4. Menggunakan AI untuk menyusun kerangka berpikir riset.

  5. Mengelola komunitas riset daring berbasis Discord/Telegram.

  6. Menerapkan gamifikasi dalam pelatihan riset daring.

  7. Membuat chatbot FAQ untuk penelitian yang rumit.

  8. Mengajarkan digital skills kepada mitra komunitas.

  9. Membuat podcast dari hasil penelitian.

  10. Menggunakan teknik data scraping untuk mengumpulkan data.

  11. Membuat laporan penelitian interaktif berbasis web.

  12. Mengintegrasikan peta digital dalam visualisasi hasil riset.

  13. Membuat kanal YouTube edukasi hasil riset.

  14. Menyusun toolkit digital hasil riset untuk stakeholder.

  15. Menggunakan aplikasi kolaborasi seperti Notion/Miro.

  16. Mengembangkan platform digital untuk crowdsourcing data.

  17. Menyusun daftar sumber literatur daring dengan anotasi.

  18. Membuat modul e-learning dari hasil penelitian.

  19. Menggunakan AR/VR untuk presentasi riset lapangan.

  20. Menyusun road map digitalisasi riset institusi.

©2025, Dibuat dengan ❤️ oleh Indra Riswadinata di Bogor 

Hubungi Indra, Klik disini!

Terima kasih sudah berkunjung ke indrapedia.com!

Sahabat Belajar

Kang Indra

Online

Kang IndraBersama Indra dari Indrapedia

Hai, ada yang bisa saya bantu? 00.00