Sokrates, seorang filsuf Yunani kuno mengemukakan bahwa pendidikan adalah pengobaran api, bukan pengisian bejana (Education is the kindling of a flame, not the filling of vessel). Pemikiran ini menggambarkan bahwa pendidikan seharusnya bukan hanya sekadar memasukkan informasi ke dalam pikiran seseorang, tetapi juga harus merangsang semangat dan hasrat mereka untuk belajar dan berkembang. Pendidikan harus melibatkan lebih dari sekadar menghafal informasi. Menurut Sokrates, pendidikan harus merangsang minat dan keinginan seseorang untuk belajar lebih dalam dan lebih dalam lagi. Ketika seseorang tertarik pada suatu topik atau konsep, mereka akan menjadi lebih terlibat dan lebih bersemangat dalam pembelajaran.
Pendidikan harus membangun keterampilan kritis. Sokrates mempercayai bahwa pendidikan yang efektif melibatkan pengembangan kemampuan kritis dan reflektif. Seseorang harus dapat mempertanyakan informasi yang diberikan dan menganalisisnya secara kritis untuk memahami dan menguji kebenarannya. Sokrates juga percaya bahwa pendidikan harus membantu seseorang untuk mengembangkan keingintahuan mereka. Ketika seseorang memiliki rasa ingin tahu, mereka akan menjadi lebih terbuka untuk mempelajari hal-hal baru dan mencari tahu lebih banyak tentang dunia di sekitar mereka.
Sokrates menganggap bahwa setiap orang memiliki bakat dan minat yang berbeda, dan oleh karena itu, pendidikan harus diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masing-masing individu. Pendidikan seharusnya membantu seseorang untuk belajar berinteraksi dengan orang lain dan untuk menghargai perbedaan dalam budaya dan pandangan hidup. Sokrates mempercayai bahwa pendidikan seharusnya membantu seseorang untuk memperoleh keterampilan yang akan membantu mereka dalam hidup sehari-hari, seperti keterampilan dalam berkomunikasi, manajemen waktu, dan pemecahan masalah. Sokrates percaya bahwa pendidikan seharusnya membantu seseorang untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, serta membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan untuk belajar dari kesalahan mereka melalui pelibatan teori, praktikum dan pengalaman belajar yang nyata, #JanganjadiWidyaiswara yang tidak membantu peserta pelatihan untuk memperluas jaringan sosial mereka dan untuk membangun hubungan yang positif dengan orang lain.
Terima kasih telah membaca artikel ini,
Salam Hormat,