Presentasi adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting dalam berbagai konteks, mulai dari dunia bisnis hingga pendidikan. Namun, terlalu sering presentasi dianggap hanya sebagai sarana untuk menciptakan tampilan visual yang menarik tanpa memperhatikan esensi sebenarnya dari komunikasi. Banyak orang cenderung terpaku pada aspek dekorasi, seperti pemilihan desain grafis yang indah atau tata letak yang menarik, tanpa memahami bahwa presentasi sebenarnya adalah sebuah proses komunikasi yang kompleks. Dalam artikel sederhana ini, saya ingin menjelaskan mengapa presentasi harus dilihat sebagai proses komunikasi yang melibatkan interaksi antara pembicara dan audien. Salindia yang berfokus secara berlebihan pada dekorasi visual dapat mengaburkan pesan yang ingin disampaikan!
Memahami presentasi sebagai proses komunikasi, kita perlu mempertimbangkan berbagai elemen yang terlibat, termasuk peran pembicara sebagai komunikator utama, audien sebagai penerima pesan, serta pesan dan saluran komunikasi yang digunakan. Setiap elemen ini saling berinteraksi dan mempengaruhi hasil dari presentasi. Meskipun aspek visual sangat penting dalam menciptakan presentasi yang menarik, dekorasi seharusnya bukan fokus utama, terdapat prinsip-prinsip desain yang dapat membantu pembicara menggabungkan dekorasi yang efektif dengan aspek komunikasi yang kuat, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih jelas dan mudah dipahami oleh audien.
Semoga artikel sederhana ini dapat mengubah persepsi umum tentang presentasi dan memperjelas bahwa presentasi sejatinya adalah proses komunikasi yang lebih dari sekadar dekorasi visual semata. Dekorasi berorientasi pada estetika yang bertujuan untuk menciptakan suasana, mengungkapkan gaya pribadi, atau memberikan sentuhan kreatif yang menyenangkan, sedangkan Desain berorientasi pada fungsi, pengaturan, dan kebutuhan yang bertujuan untuk menciptakan solusi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu dalam pencapaian hasil yang optimal. Dengan memahami pentingnya aspek komunikasi dan mengintegrasikannya dengan prinsip desain yang tepat, pembicara dapat meningkatkan efektivitas presentasi mereka dan mencapai tujuan komunikatif yang diinginkan.
Tidak harus memiliki sertifikat kompetensi desain untuk membuat salindia yang menarik, cukup berfikir seperti desainer sehingga tercipta presentasi yang efektif!
- Presentasi sebagai Proses Komunikasi
Presentasi tidak hanya tentang menciptakan tampilan visual yang menarik, tetapi juga melibatkan proses komunikasi yang kompleks antara pembicara dan audien. Untuk memahami presentasi sebagai proses komunikasi, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:
a. Pembicara
Sebagai komunikator utama, pembicara memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan materi presentasi dengan baik. Hal ini mencakup pemilihan informasi yang relevan, pengorganisasian pesan secara terstruktur, dan penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Pembicara juga harus memperhatikan aspek verbal dan nonverbal komunikasi, termasuk intonasi suara, ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan kontak mata, yang semuanya berkontribusi pada cara pesan disampaikan kepada audien.
b. Audien
Audien merupakan penerima pesan dalam presentasi. Untuk memastikan keberhasilan komunikasi, penting bagi pembicara untuk memahami audien mereka. Ini melibatkan penelitian dan pemahaman tentang profil audien, termasuk latar belakang, pengetahuan, kebutuhan, dan harapan mereka. Dengan memahami audien secara mendalam, pembicara dapat menyesuaikan gaya presentasi, bahasa yang digunakan, dan tingkat kompleksitas materi agar sesuai dengan audien yang dituju. Hal ini membantu menciptakan rasa keterhubungan dan relevansi, sehingga audien lebih terlibat dan berminat untuk mendengarkan pesan yang disampaikan.
c. Pesan
Pesan merupakan inti dari presentasi. Pembicara harus memiliki pesan yang jelas, terstruktur dengan baik, dan disampaikan secara persuasif. Pesan harus mudah dipahami oleh audien, sehingga tujuan komunikatif dapat tercapai. Untuk meningkatkan kejelasan dan daya tarik pesan, pembicara dapat menggunakan alur narasi yang baik, yang mencakup pengenalan, pengembangan, dan kesimpulan yang kuat. Selain itu, penggunaan dukungan visual, seperti gambar, grafik, atau media lainnya, juga dapat membantu mengkomunikasikan pesan dengan lebih efektif dan memperkuat pemahaman audien.
- Peran Desain dalam Presentasi
Desain visual pada presentasi memiliki peran penting dalam menambah daya tarik dan memperkuat pesan yang disampaikan oleh pembicara. Namun, dekorasi tidak menjadi fokus utama! Kita sedang tidak menyembunyikan kebohongan melalui tampilan visual yang menarik. Berikut adalah penjelasan mengenai peran desain dalam presentasi:
a. Konsistensi
Dalam memilih elemen visual untuk presentasi, penting untuk memastikan konsistensi dengan pesan yang ingin disampaikan dan citra yang ingin dibangun. Ini mencakup pemilihan warna, font, tata letak, dan gaya grafis yang konsisten dengan identitas merek atau tema yang relevan. Konsistensi visual membantu menciptakan kesan yang profesional dan membantu audien menghubungkan elemen-elemen presentasi dengan pesan yang disampaikan
b. Kesederhanaan
Pemilihan desain yang sederhana dan bersih adalah kunci dalam presentasi yang efektif. Terlalu banyak informasi atau dekorasi yang rumit dapat membingungkan audien dan mengalihkan perhatian dari pesan yang disampaikan. Dengan mengadopsi pendekatan minimalis, fokus dapat dipertahankan pada inti pesan, dan audien lebih mudah memahami konten presentasi. Gunakan elemen visual dengan bijaksana dan pastikan bahwa setiap elemen memiliki tujuan dan relevansi yang jelas.
c. Relevansi
Dalam memilih elemen visual, seperti gambar, grafik, atau ilustrasi, penting untuk memastikan relevansi dengan konten yang sedang dibahas. Elemen visual harus mendukung pesan yang disampaikan dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada audien. Misalnya, grafik yang memperlihatkan data dengan jelas dapat membantu menggambarkan informasi yang kompleks, sementara gambar yang relevan dapat memperkuat pemahaman atau menarik emosi audien.
Dalam mengintegrasikan desain dalam presentasi, pembicara harus selalu ingat bahwa pesan yang jelas dan efektif tetap menjadi yang utama. Desain visual harus digunakan untuk meningkatkan komunikasi pesan, bukan untuk mengalihkan perhatian atau menggantikan esensi komunikasi yang sebenarnya. Jika desain tidak mendukung pesan atau mengaburkannya, maka presentasi dapat kehilangan fokus dan tujuan komunikatifnya.
Penting juga untuk mempertimbangkan audien saat mengintegrasikan desain. Apakah elemen-elemen visual tersebut sesuai dengan preferensi dan kebutuhan audien? Apakah mereka dapat menggambarkan pesan dengan jelas? Pertanyaan-pertanyaan ini harus diajukan untuk memastikan bahwa desain yang digunakan sesuai dengan konteks presentasi dan audien yang dituju.
Untuk mengukur keberhasilan presentasi, beberapa metrik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kesuksesan presentasi adalah tingkat pemahaman audien, tingkat partisipasi, dan dampak yang dihasilkan setelah presentasi.
Referensi :
- Dan Roam, Show and Tell : How Everybody Can Make Extraordinary Presentations, The Penguin Group, 2014
- Garr Reynolds, Presentation Zen Design, Second Edition, A Simple Visual Approach to Presenteing in Today’s World, New Riders, 2014
- John Medina, Brain Rules for Aging Well, Pear Press, 2017
- Matt Carter, Designing Science Presentations: A Visual Guide to Figure, Papers, Slides, Poster, and More, Elsevier Inc, 2013
- Nancy Duarte, slide:ology: The Art and Science of Creating Great Presentations, O’Reilly, 2008.
- Richard E. Mayer, Multimedia Learning, Second Edition, Cambridge University Press, 2009.