10 Media Microlearning Efektif untuk Pembelajaran Singkat dan Menarik

10 Media Microlearning Efektif untuk Pembelajaran Singkat dan Menarik

Hari ini, pembelajaran menjadi lebih fleksibel dan mudah diakses daripada sebelumnya. Inovasi teknologi telah membawa perubahan besar dalam paradigma pembelajaran, kita sudah sering mendengar “microlearning“. Karl M. Kapp and Robyn A. Defelice dalam bukunya “Microlearning : Short and Sweet” mendefinisikan microlearning sebagai unit instruksional yang menyediakan keterlibatan singkat dalam suatu kegiatan yang sengaja dirancang untuk memperoleh hasil tertentu dari peserta. Kata kunci “instruksional” ini sangat penting, karena dijelaskan lebih lanjut bahwa :

“Mengembangkan microlearning dengan bahagia tanpa memahami dasar-dasar desain instruksional adalah jalan yang berbahaya”

Di tengah peningkatan tingkat daya saing dan informasi yang terus berubah, microlearning muncul sebagai solusi efektif dalam memenuhi kebutuhan pembelajaran di era digital, karena disajikan dalam bentuk bite-sized atau potongan-potongan kecil yang dapat dengan mudah dikonsumsi oleh peserta. Dengan memanfaatkan teknologi canggih, termasuk perangkat seluler, aplikasi, dan platform pembelajaran online, microlearning memungkinkan akses pembelajaran yang cepat dan mudah, di mana pun dan kapan pun.

Berikut 10 jenis media yang dapat dimanfaatkan pada microlearning:

  1. Video Singkat

Microlearning dalam bentuk video singkat adalah salah satu jenis paling populer. Video singkat adalah video yang berfokus pada topik atau konsep tertentu dalam durasi yang singkat, biasanya beberapa menit. Tujuan utamanya adalah menyampaikan informasi yang relevan dan penting secara efisien kepada peserta pembelajaran. Berikut beberapa karakteristik dan manfaat dari video singkat dalam microlearning:

  • Video singkat dirancang agar peserta dapat mengonsumsi informasi dengan cepat tanpa harus menghabiskan banyak waktu. Biasanya, durasi video berkisar antara 1 hingga 5 menit.
  • Setiap video singkat hanya membahas satu topik atau konsep penting. Hal ini memungkinkan peserta untuk fokus pada informasi yang relevan tanpa kebingungan dari banyak informasi sekaligus.
  • Video menyajikan informasi dengan dukungan visual, seperti grafik, diagram, atau animasi. Hal ini membantu peserta dalam memahami dan mengingat materi secara lebih baik.]
  • Video dapat diakses kapan saja dan di mana saja, sehingga peserta dapat belajar sesuai dengan jadwal dan preferensi mereka sendiri.Dengan kombinasi audio dan visual, video memanfaatkan berbagai indera peserta sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan efektif.
  • Peserta dengan preferensi belajar yang berbeda (visual, auditori, kinestetik) dapat diakomodasi dengan adanya video sebagai alat pembelajaran.
  • Video dapat menciptakan keterlibatan yang lebih tinggi karena formatnya yang menarik dan interaktif.
  • Video singkat dapat menyajikan konten yang beragam, seperti penjelasan konsep, demonstrasi, wawancara, atau diskusi panel, sehingga peserta dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif.
  • Dalam era teknologi digital, video dapat dengan mudah dibuat, diakses, dan dibagikan melalui berbagai platform online dan perangkat mobile.
  1. Podcast

Podcast atau audio pendek adalah salah satu bentuk microlearning yang menggunakan rekaman audio singkat untuk menyampaikan informasi, cerita, atau materi pembelajaran. Berikut beberapa hal penjelasan tentang podcast atau audio pendek dalam konteks microlearning:

  • Podcast atau audio pendek adalah rekaman berbentuk audio yang dapat diunduh atau diputar secara online. Format ini memungkinkan peserta untuk mendengarkan informasi tanpa perlu membaca teks.
  • Seperti konsep microlearning pada umumnya, podcast atau audio pendek memiliki durasi yang singkat, biasanya beberapa menit hingga maksimal 5 menit. Durasi yang singkat ini memungkinkan peserta untuk belajar secara efisien dalam waktu singkat.
  • Peserta dapat mendengarkan podcast kapan saja dan di mana saja, baik saat sedang berjalan-jalan, berada dalam perjalanan, atau melakukan aktivitas lain. Ini memberikan fleksibilitas dalam mengatur waktu belajar.
  • Setiap podcast umumnya berfokus pada satu topik atau konsep. Ini memungkinkan peserta untuk lebih fokus dan mendalam dalam memahami materi yang disampaikan.
  • Podcast dalam microlearning dapat dihasilkan oleh berbagai sumber, termasuk instruktur, ahli dalam bidang tertentu, atau organisasi pendidikan. Hal ini memungkinkan peserta untuk mendapatkan pandangan berbeda tentang topik yang sama.
  • Gaya narasi yang menarik dan menghibur adalah ciri khas podcast yang baik. Penggunaan intonasi, suara latar, atau elemen kreatif lainnya dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta.
  • Podcast dapat digunakan untuk menyampaikan penjelasan konsep, berbagi kisah inspiratif, mendiskusikan topik khusus, atau melakukan wawancara dengan pakar di bidang tertentu.
  • Podcast yang menarik secara audio dapat menstimulasi indera pendengaran peserta, dan pendengar sering kali lebih mudah memahami dan mengingat informasi yang didengarkan.
  • Podcast dapat digunakan sebagai tambahan untuk bentuk pembelajaran lainnya, seperti video, infografis, atau kuis interaktif, sehingga membantu memperkuat pemahaman dan pengaplikasian materi.
  • Dengan teknologi digital, podcast menjadi lebih mudah diakses melalui berbagai platform dan aplikasi podcast, memungkinkan peserta untuk menemukan, berlangganan, dan mendengarkan konten sesuai kebutuhan mereka.
  1. Infografis

Infografis adalah representasi visual dari informasi atau data yang kompleks disajikan dalam bentuk grafis yang menarik dan mudah dipahami. Infografis merupakan salah satu bentuk microlearning yang efektif dalam menyampaikan informasi secara singkat, jelas, dan menarik. Berikut penjelasan lebih rinci tentang infografis dalam konteks microlearning:

  • Infografis menggabungkan teks, gambar, grafik, dan ikon untuk membantu menggambarkan data, informasi, atau konsep secara visual. Dengan cara ini, informasi yang kompleks dapat diurai dan disajikan dengan cara yang mudah dipahami.
  • Karena sifatnya yang visual, infografis dapat membantu menyampaikan pesan dengan lebih efektif dan cepat. Orang cenderung lebih mudah menyerap informasi ketika disajikan dalam bentuk visual dibandingkan teks panjang.
  • Infografis dirancang untuk memberikan informasi secara singkat dan padat. Hal ini memungkinkan peserta untuk mendapatkan gambaran keseluruhan mengenai topik tanpa perlu membaca dokumen panjang.
  • Infografis sering kali mengandalkan gambar dan ikon yang universal sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh orang dari berbagai latar belakang bahasa dan budaya.
  • Infografis yang menarik secara visual dapat meningkatkan keterlibatan peserta dalam proses pembelajaran. Warna, desain, dan tata letak yang menarik dapat menarik perhatian peserta.
  • Infografis dapat digunakan untuk menggambarkan cerita atau narasi dengan menggunakan grafik dan gambar. Hal ini dapat membuat informasi menjadi lebih berkesan dan mudah diingat.
  • Infografis dapat digunakan untuk berbagai topik, termasuk data statistik, penjelasan proses, panduan langkah demi langkah, pengetahuan fakta, dan banyak lagi.
  • Infografis dapat dengan mudah dibagikan melalui platform media sosial, email, atau situs web, sehingga dapat mencapai khalayak yang lebih luas.
  • Infografis memungkinkan pembuatnya untuk menyoroti poin penting atau data utama dengan menggunakan elemen visual seperti ukuran font yang berbeda, warna yang mencolok, atau ikon khusus.
  1. E-learning (mikro)

Pemanfaatan e-learning mikro dalam microlearning adalah pendekatan yang efisien dan efektif untuk menyampaikan pembelajaran online dalam potongan-potongan kecil yang dapat dengan cepat dipahami oleh peserta. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang bagaimana e-learning mikro dapat digunakan dalam microlearning:

  • E-learning mikro dapat digunakan untuk menyajikan media pembelajaran singkat yang fokus pada satu topik atau konsep. media ini dapat berupa video pendek, infografis, podcast, atau bahkan flashcards yang membantu peserta memahami materi dengan cepat.
  • E-learning mikro juga dapat mencakup kuis singkat atau pertanyaan interaktif yang membantu menguji pemahaman peserta setelah mereka menyelesaikan modul pembelajaran. Umpan balik segera dari kuis ini dapat membantu peserta mengidentifikasi area-area yang perlu ditingkatkan.
  • E-learning mikro sangat cocok untuk pembelajaran mandiri karena peserta dapat mengakses materi sesuai kebutuhan mereka, tanpa harus mengikuti jadwal kelas atau pelatihan tertentu.
  • Materi e-learning mikro dapat diakses melalui platform online atau aplikasi mobile, memungkinkan peserta untuk belajar di mana saja dan kapan saja, sesuai dengan kenyamanan mereka.
  • E-learning mikro dapat menyediakan variasi format pembelajaran, yang memungkinkan peserta dengan gaya belajar yang berbeda untuk memilih cara yang paling sesuai dengan preferensi mereka.
  • E-learning mikro juga dapat digunakan sebagai sumber belajar tambahan yang dapat membantu peserta memperdalam pemahaman mereka tentang topik tertentu atau mempersiapkan diri untuk tugas atau ujian.
  • Platform e-learning dapat dilengkapi dengan alat pelacakan dan evaluasi yang memungkinkan instruktur atau pengelola melihat perkembangan peserta dan menilai efektivitas materi pembelajaran.
  • Dengan kemajuan teknologi, e-learning mikro dapat menggunakan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, augmented reality, atau virtual reality untuk meningkatkan pengalaman pembelajaran.
  • Pendekatan e-learning mikro memungkinkan pembuatan dan pengiriman konten pembelajaran dengan cepat, sehingga mengurangi waktu dan biaya yang diperlukan untuk melatih peserta.
  1. Flash Card

Flashcards adalah kartu-kartu belajar berukuran kecil yang berisi informasi singkat, seperti kata kunci, fakta, atau konsep penting. Biasanya, satu sisi kartu berisi pertanyaan atau pernyataan singkat, sedangkan sisi lainnya berisi jawaban atau penjelasan terkait. Flashcards adalah alat yang efektif untuk memperkuat pemahaman dan memori, serta membantu dalam menghafal informasi dengan cepat. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang flashcards dalam konteks microlearning:

  • Flashcards umumnya berukuran kecil dan mudah dibawa, sehingga peserta pembelajaran dapat membawanya ke mana saja. Keunggulan portabilitas ini memungkinkan belajar dalam perjalanan atau di sela-sela aktivitas.
  • Flashcards dirancang untuk memuat informasi inti atau poin-poin kunci dari suatu topik. Ini membantu peserta untuk fokus pada hal-hal yang paling relevan dan penting untuk dipahami.
  • Menggunakan flashcards melibatkan partisipasi aktif dari peserta. Peserta akan membaca pertanyaan di satu sisi dan mencoba mengingat jawaban sebelum membalik kartu untuk memverifikasi kebenaran jawaban mereka.
  • Sifat repetitif dalam menggunakan flashcards membantu mengulang materi berkali-kali. Pengulangan ini membantu memperkuat pemahaman dan memori jangka panjang.
  • Flashcards adalah alat yang baik untuk revisi sebelum ujian atau tes. Peserta dapat mengulang kartu-kartu dengan informasi penting untuk memastikan bahwa mereka siap untuk menghadapi evaluasi.
  • Flashcards adalah sumber daya pembelajaran yang efisien dan hemat waktu. Mereka memungkinkan peserta untuk mempelajari informasi penting dalam waktu singkat.
  1. Gamifikasi

Gamifikasi adalah pendekatan microlearning yang menggunakan elemen permainan atau mekanisme permainan dalam konteks pembelajaran untuk meningkatkan keterlibatan, motivasi, dan partisipasi peserta. Tujuan utama dari gamifikasi adalah menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi peserta untuk belajar dengan lebih efektif. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang gamifikasi dalam microlearning:

  • Gamifikasi mencakup penggunaan elemen-elemen permainan seperti poin, tingkat, papan peringkat, hadiah, tantangan, dan prestasi. Elemen-elemen ini memungkinkan peserta untuk berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran dengan semangat kompetitif dan tantangan yang menyenangkan.
  • Dalam gamifikasi, peserta didorong oleh motivasi intrinsik, yaitu kepuasan dan keinginan batin untuk mencapai tujuan pembelajaran. Peserta merasa terlibat dan antusias karena mereka merasa memiliki kontrol atas kemajuan mereka.
  • Penggunaan elemen permainan dalam pembelajaran meningkatkan keterlibatan peserta. Mereka merasa tertantang untuk mencapai tujuan dan mendapatkan hadiah atau prestasi tertentu
  • Dalam gamifikasi, peserta menerima umpan balik segera atas prestasi mereka. Ini membantu dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan serta memberikan motivasi untuk terus berusaha lebih baik
  • Pengalaman belajar interaktif: Gamifikasi menciptakan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan. Peserta merasa seperti bermain game, tetapi dalam prosesnya, mereka juga memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru.
  • Pendekatan gamifikasi dapat disesuaikan dengan gaya belajar peserta, seperti tantangan yang mudah atau sulit sesuai dengan kemampuan dan tingkat pemahaman peserta.
  • Pencapaian tujuan pembelajaran: Dengan menggunakan elemen permainan, gamifikasi membantu peserta tetap berfokus pada tujuan pembelajaran. Mereka akan merasa terdorong untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Pengalaman bermain game dan penerimaan umpan balik segera membantu meningkatkan retensi informasi. Peserta lebih mampu mengingat dan memahami materi pembelajaran.
  • Penggunaan teknologi: Gamifikasi sering kali menggunakan teknologi digital, seperti platform pembelajaran online, aplikasi seluler, atau perangkat wearable untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan dinamis.
  1. E-book Singkat

E-book atau artikel singkat adalah materi bacaan yang dirancang khusus untuk kegiatan microlearning. Media ini menyajikan informasi inti dari suatu topik dalam bentuk yang singkat dan padat, memungkinkan peserta untuk dengan cepat mendapatkan pemahaman tentang subjek yang relevan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang E-book atau artikel singkat dalam konteks microlearning:

  • E-book atau artikel singkat diarahkan pada menyajikan ringkasan informasi yang relevan dari suatu topik. Media ini menghindari informasi yang tidak penting dan berfokus pada poin-poin kunci yang membantu pemahaman peserta.
  • E-book atau artikel singkat adalah materi bacaan dalam bentuk teks yang dapat dibaca secara online atau diunduh sebagai file. Format ini memungkinkan peserta untuk membaca materi dengan mudah melalui perangkat komputer, tablet, atau ponsel mereka.
  • E-book atau artikel singkat biasanya memiliki struktur yang jelas dan terorganisir dengan baik, memiliki subjudul, poin-poin, atau poin-poin penekanan untuk memudahkan peserta dalam menavigasi dan memahami konten
  • E-book atau artikel singkat dapat dengan mudah diakses oleh peserta kapan saja dan di mana saja sesuai dengan kebutuhan pembelajaran mereka. Ini memberikan fleksibilitas untuk belajar mandiri.
  • Beberapa E-book atau artikel singkat mungkin juga mencakup konten multimedia tambahan seperti gambar, diagram, atau video singkat untuk membantu menyajikan informasi dengan lebih jelas dan menarik.
  • E-book atau artikel singkat biasanya difokuskan pada satu topik atau konsep penting. Hal ini memungkinkan peserta untuk dengan cepat memperoleh pengetahuan inti tentang topik tersebut.
  • Dengan berfokus pada informasi inti, E-book atau artikel singkat cocok untuk sesi pembelajaran yang singkat dan efisien, memungkinkan peserta untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam waktu singkat.
  • E-book atau artikel singkat dapat dengan mudah dibagikan melalui tautan, email, atau platform media sosial, sehingga memungkinkan peserta untuk berbagi informasi dengan rekan-rekan atau kolega mereka.
  • Dalam microlearning, penting untuk memastikan bahwa E-book atau artikel singkat memiliki kualitas dan validitas yang baik. Informasi yang disajikan harus akurat dan terpercaya untuk memastikan efektivitas pembelajaran.
  1. Landing Page

Pemanfaatan landing page pada microlearning adalah strategi yang efektif untuk menyajikan konten pembelajaran dalam format singkat dan menarik. Landing page adalah halaman web tunggal yang dirancang khusus untuk mengarahkan pengunjung pada tindakan tertentu, seperti mendaftar, mengakses konten, atau memulai aktivitas tertentu. Dalam konteks microlearning, landing page digunakan sebagai pintu gerbang untuk memberikan informasi atau materi pembelajaran yang relevan dalam potongan-potongan kecil dan menarik. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang pemanfaatan landing page dalam microlearning:

  • Landing page dirancang dengan tampilan yang menarik dan profesional untuk menarik perhatian peserta. Penggunaan gambar, video, animasi, dan elemen visual lainnya membantu meningkatkan keterlibatan peserta.
  • Landing page disusun dengan struktur konten yang jelas dan mudah diikuti. Poin-poin penting, tautan, atau tombol navigasi yang jelas membantu peserta untuk mengakses dan berinteraksi dengan konten dengan lancar.
  • Landing page menyajikan konten pembelajaran dalam potongan-potongan kecil yang relevan, seperti video singkat, infografis, atau kutipan teks yang menarik. Potongan-potongan ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan dan memudahkan pemahaman.
  • Landing page dapat menyertakan tautan ke sumber daya tambahan, seperti E-book, artikel, atau modul pembelajaran lainnya, yang dapat diakses oleh peserta untuk mendalamkan pemahaman mereka.
  • Landing page dapat menyajikan keterlibatan interaktif, seperti kuis singkat atau tugas sederhana yang memungkinkan peserta untuk menguji pemahaman mereka langsung di halaman tersebut.
  • landing page yang sederhana dan responsif memastikan peserta dapat dengan mudah menavigasi dan berinteraksi dengan konten pembelajaran tanpa kesulitan.
  • Beberapa landing page dapat memanfaatkan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan untuk memberikan rekomendasi konten pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan preferensi belajar peserta.
  • Landing page dapat dilengkapi dengan alat pengukuran efektivitas, seperti analitik web, untuk menilai tingkat keterlibatan dan pemahaman peserta terhadap konten pembelajaran.
  • Landing page memungkinkan pembaruan dan pengembangan konten pembelajaran dengan cepat dan mudah, sehingga peserta dapat selalu mengakses informasi terbaru.
  • Dengan menggunakan data dan preferensi pengguna, landing page dapat menyajikan konten pembelajaran yang lebih personal dan relevan, meningkatkan pengalaman belajar peserta.
  1. Virtual Reality

Pemanfaatan virtual reality (VR) dalam kegiatan microlearning adalah penerapan teknologi VR untuk menyajikan konten pembelajaran dalam bentuk singkat dan terfokus. VR adalah teknologi yang menciptakan lingkungan buatan yang imersif dan interaktif, yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara langsung dengan lingkungan tersebut. Dalam konteks microlearning, VR digunakan untuk memberikan pengalaman pembelajaran yang mendalam dan menarik dalam durasi yang singkat. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang pemanfaatan virtual reality dalam kegiatan microlearning:

  • Dengan VR, peserta dapat mengalami simulasi interaktif yang menyerupai situasi nyata. Misalnya, dalam pelatihan keahlian medis, peserta dapat mengalami operasi virtual atau skenario medis lainnya.
  • VR memungkinkan peserta untuk melatih keterampilan dalam lingkungan virtual yang aman dan tanpa risiko. Misalnya, peserta dapat berlatih keterampilan mengemudi, keterampilan bahasa, atau keterampilan kerajinan dalam lingkungan VR.
  • VR memungkinkan peserta untuk memvisualisasikan konsep atau ide yang kompleks dengan lebih baik. Misalnya, dalam pembelajaran sains atau matematika, peserta dapat menjelajahi struktur atom atau grafik 3D secara interaktif.
  • Dengan VR, peserta dapat mengalami pengalaman lapangan atau perjalanan virtual tanpa harus berada di tempat fisik. Ini memungkinkan pembelajaran lintas budaya atau lingkungan yang tidak mungkin diakses dalam kehidupan nyata.
  • VR menyediakan pembelajaran langsung dan praktis yang meningkatkan pemahaman dan retensi materi pembelajaran.
  • Teknologi VR menawarkan tingkat keterlibatan yang tinggi karena peserta dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan virtual dan mempengaruhi peristiwa yang terjadi di dalamnya.
  • VR dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta, sehingga memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih personal dan adaptif.
  • Dalam microlearning, VR dapat menyajikan konten pembelajaran dalam potongan-potongan kecil dan terfokus, memungkinkan peserta untuk mengakses informasi yang relevan dalam waktu singkat.
  • Pemanfaatan VR dalam microlearning menggabungkan teknologi terbaru dengan pembelajaran, menciptakan pengalaman pembelajaran yang inovatif dan menarik.
  • VR dapat digunakan untuk mengukur kemajuan dan pemahaman peserta serta memberikan umpan balik yang langsung dalam pengalaman pembelajaran.
  1. Aplikasi Mobile

Pemanfaatan aplikasi mobile dalam kegiatan microlearning adalah strategi yang efektif untuk menyediakan akses mudah dan cepat ke konten pembelajaran dalam potongan-potongan kecil yang relevan. Aplikasi mobile memungkinkan peserta untuk belajar di mana saja dan kapan saja melalui perangkat seluler mereka. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang pemanfaatan aplikasi mobile dalam kegiatan microlearning:

  • Aplikasi mobile memberikan akses yang mudah dan cepat ke konten pembelajaran. Peserta dapat dengan mudah membuka aplikasi dan memulai belajar tanpa harus login atau membuka browser.
  • Dengan aplikasi mobile, peserta dapat belajar kapan saja sesuai dengan jadwal dan kenyamanan mereka. Hal ini memungkinkan pembelajaran mandiri dan fleksibel.
  • Aplikasi mobile dapat menyediakan notifikasi dan pengingat untuk mengingatkan peserta tentang aktivitas pembelajaran, tenggat waktu tugas, atau materi yang harus dipelajari.
  • Aplikasi mobile dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi peserta. Konten pembelajaran dapat dipilih berdasarkan minat atau tingkat kemampuan peserta.
  • Aplikasi mobile dapat menyediakan konten pembelajaran yang interaktif, seperti kuis, pertanyaan interaktif, atau latihan yang membantu peserta untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
  • Aplikasi mobile dapat dilengkapi dengan alat pelacakan dan analitik yang membantu peserta untuk melihat kemajuan mereka dalam pembelajaran
  • Aplikasi mobile dapat menggabungkan berbagai media seperti teks, gambar, video, dan suara untuk menyajikan konten pembelajaran dengan lebih menarik dan efektif.
  • Aplikasi mobile dapat memanfaatkan teknologi cerdas untuk menyajikan konten pembelajaran secara adaptif, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pemahaman peserta.
  • Aplikasi mobile dapat menyediakan fitur kolaborasi atau forum diskusi yang memungkinkan peserta untuk berinteraksi dengan rekan-rekan mereka dan berbagi pengalaman pembelajaran.

Media microlearning menyesuaikan diri dengan kebutuhan pembelajaran masa kini, yang cenderung lebih sibuk dan menginginkan pembelajaran yang cepat dan fleksibel. Dengan menggunakan media seperti video pendek, podcast, infografis, flashcards, artikel singkat, dan sejenisnya, media microlearning memungkinkan peserta untuk memperoleh informasi dan keterampilan secara singkat dan praktis. Pemanfaatan teknologi dapat membantu dalam kesuksesan menyediakan media microlearning. Teknologi memungkinkan konten pembelajaran untuk diakses melalui platform online, aplikasi seluler, atau perangkat wearable, yang memungkinkan peserta untuk belajar di mana saja dan kapan saja sesuai kenyamanan mereka. Selain itu, teknologi canggih seperti virtual reality, augmented reality, kecerdasan buatan, dan analitik pembelajaran memperkuat efektivitas dan interaktivitas pembelajaran dalam microlearning.

 

referensi :

Salam hangat

Mengungkap Esensi Presentasi: Menyadari Bahwa Komunikasi Melebihi Sekadar Estetika

Mengungkap Esensi Presentasi: Menyadari Bahwa Komunikasi Melebihi Sekadar Estetika

Presentasi adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting dalam berbagai konteks, mulai dari dunia bisnis hingga pendidikan. Namun, terlalu sering presentasi dianggap hanya sebagai sarana untuk menciptakan tampilan visual yang menarik tanpa memperhatikan esensi sebenarnya dari komunikasi. Banyak orang cenderung terpaku pada aspek dekorasi, seperti pemilihan desain grafis yang indah atau tata letak yang menarik, tanpa memahami bahwa presentasi sebenarnya adalah sebuah proses komunikasi yang kompleks. Dalam artikel sederhana ini, saya ingin menjelaskan mengapa presentasi harus dilihat sebagai proses komunikasi yang melibatkan interaksi antara pembicara dan audien. Salindia yang berfokus secara berlebihan pada dekorasi visual dapat mengaburkan pesan yang ingin disampaikan!

Memahami presentasi sebagai proses komunikasi, kita perlu mempertimbangkan berbagai elemen yang terlibat, termasuk peran pembicara sebagai komunikator utama, audien sebagai penerima pesan, serta pesan dan saluran komunikasi yang digunakan. Setiap elemen ini saling berinteraksi dan mempengaruhi hasil dari presentasi. Meskipun aspek visual sangat penting dalam menciptakan presentasi yang menarik, dekorasi seharusnya bukan fokus utama, terdapat prinsip-prinsip desain yang dapat membantu pembicara menggabungkan dekorasi yang efektif dengan aspek komunikasi yang kuat, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih jelas dan mudah dipahami oleh audien.

Semoga artikel sederhana ini dapat mengubah persepsi umum tentang presentasi dan memperjelas bahwa presentasi sejatinya adalah proses komunikasi yang lebih dari sekadar dekorasi visual semata. Dekorasi berorientasi pada estetika yang bertujuan untuk menciptakan suasana, mengungkapkan gaya pribadi, atau memberikan sentuhan kreatif yang menyenangkan, sedangkan Desain berorientasi pada fungsi, pengaturan, dan kebutuhan yang bertujuan  untuk menciptakan solusi yang efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu dalam pencapaian hasil yang optimal. Dengan memahami pentingnya aspek komunikasi dan mengintegrasikannya dengan prinsip desain yang tepat, pembicara dapat meningkatkan efektivitas presentasi mereka dan mencapai tujuan komunikatif yang diinginkan.

Tidak harus memiliki sertifikat kompetensi desain untuk membuat salindia yang menarik, cukup berfikir seperti desainer sehingga tercipta presentasi yang efektif!

  1. Presentasi sebagai Proses Komunikasi

Presentasi tidak hanya tentang menciptakan tampilan visual yang menarik, tetapi juga melibatkan proses komunikasi yang kompleks antara pembicara dan audien. Untuk memahami presentasi sebagai proses komunikasi, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan:

a. Pembicara

Sebagai komunikator utama, pembicara memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan materi presentasi dengan baik. Hal ini mencakup pemilihan informasi yang relevan, pengorganisasian pesan secara terstruktur, dan penggunaan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. Pembicara juga harus memperhatikan aspek verbal dan nonverbal komunikasi, termasuk intonasi suara, ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan kontak mata, yang semuanya berkontribusi pada cara pesan disampaikan kepada audien.

b. Audien

Audien merupakan penerima pesan dalam presentasi. Untuk memastikan keberhasilan komunikasi, penting bagi pembicara untuk memahami audien mereka. Ini melibatkan penelitian dan pemahaman tentang profil audien, termasuk latar belakang, pengetahuan, kebutuhan, dan harapan mereka. Dengan memahami audien secara mendalam, pembicara dapat menyesuaikan gaya presentasi, bahasa yang digunakan, dan tingkat kompleksitas materi agar sesuai dengan audien yang dituju. Hal ini membantu menciptakan rasa keterhubungan dan relevansi, sehingga audien lebih terlibat dan berminat untuk mendengarkan pesan yang disampaikan.

c. Pesan

Pesan merupakan inti dari presentasi. Pembicara harus memiliki pesan yang jelas, terstruktur dengan baik, dan disampaikan secara persuasif. Pesan harus mudah dipahami oleh audien, sehingga tujuan komunikatif dapat tercapai. Untuk meningkatkan kejelasan dan daya tarik pesan, pembicara dapat menggunakan alur narasi yang baik, yang mencakup pengenalan, pengembangan, dan kesimpulan yang kuat. Selain itu, penggunaan dukungan visual, seperti gambar, grafik, atau media lainnya, juga dapat membantu mengkomunikasikan pesan dengan lebih efektif dan memperkuat pemahaman audien.

 

  1. Peran Desain dalam Presentasi

Desain visual pada presentasi memiliki peran penting dalam menambah daya tarik dan memperkuat pesan yang disampaikan oleh pembicara. Namun, dekorasi tidak menjadi fokus utama! Kita sedang tidak menyembunyikan kebohongan melalui tampilan visual yang menarik. Berikut adalah penjelasan mengenai peran desain dalam presentasi:

a. Konsistensi

Dalam memilih elemen visual untuk presentasi, penting untuk memastikan konsistensi dengan pesan yang ingin disampaikan dan citra yang ingin dibangun. Ini mencakup pemilihan warna, font, tata letak, dan gaya grafis yang konsisten dengan identitas merek atau tema yang relevan. Konsistensi visual membantu menciptakan kesan yang profesional dan membantu audien menghubungkan elemen-elemen presentasi dengan pesan yang disampaikan

b. Kesederhanaan

Pemilihan desain yang sederhana dan bersih adalah kunci dalam presentasi yang efektif. Terlalu banyak informasi atau dekorasi yang rumit dapat membingungkan audien dan mengalihkan perhatian dari pesan yang disampaikan. Dengan mengadopsi pendekatan minimalis, fokus dapat dipertahankan pada inti pesan, dan audien lebih mudah memahami konten presentasi. Gunakan elemen visual dengan bijaksana dan pastikan bahwa setiap elemen memiliki tujuan dan relevansi yang jelas.

c. Relevansi

Dalam memilih elemen visual, seperti gambar, grafik, atau ilustrasi, penting untuk memastikan relevansi dengan konten yang sedang dibahas. Elemen visual harus mendukung pesan yang disampaikan dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada audien. Misalnya, grafik yang memperlihatkan data dengan jelas dapat membantu menggambarkan informasi yang kompleks, sementara gambar yang relevan dapat memperkuat pemahaman atau menarik emosi audien.

Dalam mengintegrasikan desain dalam presentasi, pembicara harus selalu ingat bahwa pesan yang jelas dan efektif tetap menjadi yang utama. Desain visual harus digunakan untuk meningkatkan komunikasi pesan, bukan untuk mengalihkan perhatian atau menggantikan esensi komunikasi yang sebenarnya. Jika desain tidak mendukung pesan atau mengaburkannya, maka presentasi dapat kehilangan fokus dan tujuan komunikatifnya.

Penting juga untuk mempertimbangkan audien saat mengintegrasikan desain. Apakah elemen-elemen visual tersebut sesuai dengan preferensi dan kebutuhan audien? Apakah mereka dapat menggambarkan pesan dengan jelas? Pertanyaan-pertanyaan ini harus diajukan untuk memastikan bahwa desain yang digunakan sesuai dengan konteks presentasi dan audien yang dituju.

Untuk mengukur keberhasilan presentasi, beberapa metrik yang dapat digunakan untuk mengevaluasi kesuksesan presentasi adalah tingkat pemahaman audien, tingkat partisipasi, dan dampak yang dihasilkan setelah presentasi.

 

Referensi :

  • Dan Roam, Show and Tell : How Everybody Can Make Extraordinary Presentations, The Penguin Group, 2014
  • Garr Reynolds, Presentation Zen Design, Second Edition, A Simple Visual Approach to Presenteing in Today’s World, New Riders, 2014
  • John Medina, Brain Rules for Aging Well, Pear Press, 2017
  • Matt Carter, Designing Science Presentations: A Visual Guide to Figure, Papers, Slides, Poster, and More, Elsevier Inc, 2013
  • Nancy Duarte, slide:ology: The Art and Science of Creating Great Presentations, O’Reilly, 2008.
  • Richard E. Mayer, Multimedia Learning, Second Edition, Cambridge University Press, 2009.

 

Pembelajaran Berbasis Peserta Didik

Pembelajaran Berbasis Peserta Didik

 

Beberapa hari ini, di media sosial sedang viral video tampilan memukau Putri Ariani yang meraih Golden Buzzer (penghargaan istimewa )  di acara bakat America’s Got Talent” (AGT). Simak videonya di sini.  Bernama lengkap, Ariani Nisma Putri, lahir 31 Desember 2005 di Bangkinang, Kampar, Riau, merupakan anak dari pasangan Ismawan Kurnianto dan Reni Alfianty.

Dari kacamata saya sebagai Widyaiswara, fenomena luar biasa ini adalah bukti bahwa Pendekatan pembelajaran berbasis peserta didik telah terjadi dan bekerja dengan baik. Banyak diantara kita yang mengadalkan kepada pendekatan teknologi karena alih-alih mengikuti zaman yang serba digital.  Richard E. Mayer menyampaikan, Jika kita merancang presentasi (pembelajaran) yang canggih secara teknologi, estetis dan kaya informasi, maka kita akan gagal mempertimbangkan faktor-faktor relevan yang berkaitan dengan manusia atau kebutuhan manusia dalam suatu konteks tertentu.

Saya meyakini, orang tua dan guru-guru Putri Ariani mendalami dan mengimplementasikan pendekatan pembelajaran berbasis individualisasi. Pendekatan ini mendalami tentang gaya belajar, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik.

Pemahaman mendalam tentang gaya belajar membantu Widyaiswara/Guru untuk mengidentifikasi cara terbaik dalam menyajikan materi pembelajaran kepada peserta didik. Setiap individu memiliki preferensi belajar yang berbeda-beda, seperti belajar melalui pendengaran, penglihatan, gerakan fisik, atau melalui pemikiran abstrak. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didik, Widyaiswara dapat menyusun strategi pembelajaran yang sesuai, seperti menggunakan metode pengajaran yang menggabungkan visual, auditori, dan kinestetik.

Selain itu, memahami minat peserta didik dapat membantu Widyaiswara untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan. Dengan menyesuaikan materi pembelajaran dengan minat mereka, peserta didik cenderung lebih termotivasi dan terlibat dalam proses belajar. Widyaiswara dapat mengaitkan konsep-konsep pembelajaran dengan minat dan pengalaman peserta didik, sehingga mereka merasa terhubung dengan materi yang dipelajari.

Kemampuan peserta didik juga perlu dipahami agar Widyaiswara dapat menyesuaikan tingkat kesulitan materi pembelajaran. Setiap peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang berbeda, baik dalam hal kecerdasan, keterampilan, maupun pengetahuan. Dengan memahami kemampuan individu, Widyaiswara dapat menyajikan materi pembelajaran secara bertahap, mulai dari tingkat yang lebih mudah hingga lebih kompleks, sehingga peserta didik dapat belajar dengan baik.

Terakhir, pemahaman tentang kebutuhan peserta didik membantu Widyaiswara dalam menyediakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan mendukung. Setiap peserta didik memiliki kebutuhan khusus, seperti peserta didik dengan kebutuhan pendidikan khusus, bahasa ibu yang berbeda, atau kebutuhan sosial dan emosional. Widyaiswara perlu memperhatikan kebutuhan ini dan menyediakan dukungan yang diperlukan agar semua peserta didik dapat belajar dengan sukses.

Dengan memperhatikan pemahaman mendalam tentang gaya belajar, minat, kemampuan, dan kebutuhan peserta didik, Widyaiswara dapat merancang pembelajaran yang lebih efektif dan berarti. Pendekatan ini memungkinkan Widyaiswara untuk mengindividualisasi pembelajaran, menyesuaikan metode, materi, dan pendekatan pengajaran sesuai dengan keunikan setiap peserta didik.

Terima kasih telah membaca artikel ini,
Salam Hormat,

Pendidikan adalah pengobaran api : Sokrates

Pendidikan adalah pengobaran api : Sokrates

Sokrates, seorang filsuf Yunani kuno mengemukakan bahwa pendidikan adalah pengobaran api, bukan pengisian bejana (Education is the kindling of a flame, not the filling of vessel). Pemikiran ini menggambarkan bahwa pendidikan seharusnya bukan hanya sekadar memasukkan informasi ke dalam pikiran seseorang, tetapi juga harus merangsang semangat dan hasrat mereka untuk belajar dan berkembang. Pendidikan harus melibatkan lebih dari sekadar menghafal informasi. Menurut Sokrates, pendidikan harus merangsang minat dan keinginan seseorang untuk belajar lebih dalam dan lebih dalam lagi. Ketika seseorang tertarik pada suatu topik atau konsep, mereka akan menjadi lebih terlibat dan lebih bersemangat dalam pembelajaran.

Pendidikan harus membangun keterampilan kritis. Sokrates mempercayai bahwa pendidikan yang efektif melibatkan pengembangan kemampuan kritis dan reflektif. Seseorang harus dapat mempertanyakan informasi yang diberikan dan menganalisisnya secara kritis untuk memahami dan menguji kebenarannya. Sokrates juga percaya bahwa pendidikan harus membantu seseorang untuk mengembangkan keingintahuan mereka. Ketika seseorang memiliki rasa ingin tahu, mereka akan menjadi lebih terbuka untuk mempelajari hal-hal baru dan mencari tahu lebih banyak tentang dunia di sekitar mereka.

Sokrates menganggap bahwa setiap orang memiliki bakat dan minat yang berbeda, dan oleh karena itu, pendidikan harus diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masing-masing individu. Pendidikan seharusnya membantu seseorang untuk belajar berinteraksi dengan orang lain dan untuk menghargai perbedaan dalam budaya dan pandangan hidup. Sokrates mempercayai bahwa pendidikan seharusnya membantu seseorang untuk memperoleh keterampilan yang akan membantu mereka dalam hidup sehari-hari, seperti keterampilan dalam berkomunikasi, manajemen waktu, dan pemecahan masalah. Sokrates percaya bahwa pendidikan seharusnya membantu seseorang untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka sendiri, serta membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan untuk belajar dari kesalahan mereka melalui pelibatan teori, praktikum dan pengalaman belajar yang nyata, #JanganjadiWidyaiswara yang tidak membantu peserta pelatihan untuk memperluas jaringan sosial mereka dan untuk membangun hubungan yang positif dengan orang lain.

Terima kasih telah membaca artikel ini,
Salam Hormat,

Buku SHOW AND TELL Siapapun Bisa Membuat Presentasi Luar Biasa!

Buku SHOW AND TELL Siapapun Bisa Membuat Presentasi Luar Biasa!

Semangat Pagi…

Bapak dan Ibu serta rekan Hebat! Saya telah memiliki buku ini dan gak pernah bosan dibaca lagi sampai beberapa kali 🤣

Dan Roam, pakar komunikasi visual yang menaklukkan panggung start up kecil sampai audiensi di Gedung Putih, memperkenalkan sebuah metode baru untuk membuat presentasi dalam segala situasi dan kondisi. Siap menguasai seni membuat presentasi luar biasa? Melalui buku ini, kita akan menguasai tiga kunci utama:

Menyampaikan fakta, membuat kita terhubung dengan audiens, melutupkan semangat, dan membangkitkan kepercayaan diri.
Bercerita, belajar mengubah hal-hal rumit menjadi lebih sederhana. Kita siap membuat ide-ide yang sulit dilupakan dan melibatkan semua orang.
Bermain dengan gambar, tak perlu ilustrasi yang rumit, Dan Roam membuktikan gambar sederhana sekalipun bisa membuat audiens mengerti dengan jelas apa yang ingin kita sampaikan, sekaligus membius dan mengusir kebosanan mereka.

Mari membuka dengan impresif dan menutup setiap presentasi dengan mengesankan!

Dapatkan bukunya yang sudah di terjemahkan dalam Bahasa Indonesia. Ini mah keterlaluan, dengan harga yang murah dalam proses investasi melejitkan diri kita sebagai Widyaiswara, Guru

Silakan bisa cek harga bukunya melalui link tokopedia ini

 

Terima kasih telah membaca artikel ini,
Salam Hormat,

Hubungi Indra, Klik disini!

Terima kasih sudah berkunjung ke indrapedia.com!

Sahabat Belajar

Om Brewok

Online

Om BrewokBersama Indra dari Indrapedia

Hai, ada yang bisa saya bantu? 00.00